Mimpi Layang-Layang

28/01/2015

Mimpi telah dimulai. Semua mata berhenti berkedip. Daun telinga tak lagi beranjak mencari frekuensi. Dunia tak lagi bising, ia hanya berbisik mengingatkan lonceng untuk tak berbunyi sekarang. Sebuah ruang kubus menjadi dunia diluar alam yang begitu luas.

Seorang anak kecil bertanya, “kenapa layang-layang bisa terbang? padahal berbicara saja dia tak bisa.” Sehelai kertas terbang dan terjatuh didepan si anak kecil. Sehelai kertas yang berbicara, “ketika kau berlari, bukan suara teriakmu yang membuatmu menjadi lebih cepat.” Si anak kecil pun menangis, karena ia tak ingin berlari. Ia hanya ingin memegang tali yang terikat jauh pada layang-layang yang terbang tenang diantara awan dan angin yang melaju ragu walau kencang. Celoteh pohon pisang di sebelah pos ojeg menarik tatapan dan arah pencarian frekuensi daun telinga si anak kecil. Sang pohon pisang bertanya ; “pernahkah engkau berlari mengejar layang-layang yang terbang dan talinya kau genggam erat?”

Sekarang biarkanlah si anak kecil terus bertanya pada apa yang ada di sekitarnya. Tak bermaksud menjadi motivator atau menyaingi “salam super”, tetapi ada begitu banyak bibir berbicara tentang mimpi. So, mari kita ikut bermimpi. Maaf, maksudku kita bermain mimpi. Aduh, bukan itu juga maksudku.

Setelah aku berdiskusi dengan sang pohon pisang di sebelah pos ojeg, aku mendapat sedikit bisikan. “Hai kawan, mimpi bukan seperti tukang ojeg yang ketika kita katakan tujuan kita, dia akan mengantarkan dengan segera. Mimpi lebih seperti layang-layang yang kau lemparkan keatas dan membiarkannya terus berjuang dari terpaan angin. Layang-layang tak kan menari tanpa angin bersamanya, layang-layang tak kan tetap diatas tanpa ada tali yang kuat yang kau genggam erat. Layang-layang tak kan terbang tenang jika ia tak tinggi jauh dari bumi. Layang-layang mungkin kan terjatuh jika kau lengah dan tak memainkan tali pengikatnya. Dan kau akan bertemu dengan layang-layangmu ketika tanpa lelah kau tarik tali pengikatnya.” Sejenak aku berpikir, enak juga buah pisang yang tergantung di badan pohon yang ku ajak berdiskusi ini.


Pic : unclegoop.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diambil dari : Suar Aksara - Sudah Saatnya (Bandung)

Puisi : Kamus Kecil - Joko Pinurbo

51 yang (Ber)lalu