Bertanya Tanpa Berpikir

27/01/2015
Selasa, 27 Januari 2015 mungkin akan menjadi salah satu hari penting dalam sebuah perjalanan panjang Matheus Wahyu Aribowo. Matheus biasa aku ini dipanggil, hari ini tanggal ini dan tahun ini masih tetap dipanggil Matheus. Tetapi ada yang berbeda dengan rhythm detak jantung ini. Bukan sebuah hal atau kejadian istimewa datang menghampiriku. Tetapi tetiba jari-jariku dituntun sebuah rasa entah kagum entah penasaran. Mereka menari diatas papan ketik usang yang hanya dipakai untuk menemani mata memandang layar monitor dengan tulisan facebook atau youtube disana.

Mungkin facebook dan youtube protes ketika ternyata bukan salah satu dari mereka yang ku buka pada layar monitor 19inch di kamar kostku yang kecil ini.. Berhenti memikirkan facebook dan youtube, kata perkata pun silih berganti muncul di kepalaku yang kerap dianggap keras ini. Mereka tak malu lagi datang dan pergi seakan mereka terlalu sering melewati jalan pikiranku. Mengutip beberapa kata yang sering diucapkan orang bijak, “hidup adalah proses” dan “esok adalah misteri”. Kedua ungakapan ini menjadi pendorong dan penarik keinginanku untuk menggerakkan jari-jari ini untuk hal yang tak pernah terlintas sebelumnya.

Ya, hidup memanglah sebuah proses, proses yang kadang terlalu membingungkan bagi mereka yang hanya terus bertanya tanpa berpikir. Menjadi berat bagi mereka yang tak pernah ngerti bahwa ada “kematian dalam kehidupan”. Ketika akar tak pernah mencari air untuk memberi minum bagi batang untuk bertumbuh, ada kematian disana, maka daun dan bunga yang cantik tak kan pernah datang dan menari ditengah bisingnya angin yang lalu lalang. Tak kan ada mangkuk berisi kuah gurih dengan bola-bola daging berenang didalamnya, jika daging tak rela dirinya digiling dan diremas terlebih dulu. Tak kan ada sapa dan tatapan haru jika besi-besi rel tak mengijinkan gerbong-gerbong berat itu melaju di punggungnya.

Benarkah esok adalah misteri? Ketika induk burung setiap pagi harus terbang untuk membawakan sarapan bagi anak-anaknya. Ketika setiap pagi ayam menjerit karena tak mau dingin dan sepinya malam berganti terik dan bisingnya dunia. Bagi siapakah esok menjadi sebuah misteri? Bagimu? Mengapa engkau tak bertanya, bukankah bagimu juga? Engkau yakin bagiku juga? Ingat, hidup menjadi terlalu membingungkan bagi mereka yang terus bertanya tanpa berpikir. Cobalah bertanya juga berpikir, maka kita akan lebih dekat dengan jawaban. Bukan jawaban yang kita pikirkan, tetapi jawaban yang hidup sediakan.

Mari hentikan sejenak kebingungan kita pada proses dan misteri, gantikan menjadi sebuah film tentang pena. Film tentang pena yang menari menjadi sebuah film.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diambil dari : Suar Aksara - Sudah Saatnya (Bandung)

Puisi : Kamus Kecil - Joko Pinurbo

51 yang (Ber)lalu