Bingkai Kehidupan
Seperti dalam salah satu tulisanku sebelumnya, bahwa manusia senang bermain-main dengan masa. Masa lalu, masa kini dan masa depan. Tak kan ku ulangi cerita yang t'lah lalu, tetapi ku coba melihat sedikit berbeda. Dan semoga benar-benar berbeda.
Berangkat dari salah satu cerita sebelumnya pula, aku memulai cerita ini. Seperti sudah pernah aku sampaikan bahwa aku menantang diri sendiri dalam bidang bisnis. Singkat cerita sebuah toko online yang menjual berbagai macam frame telah ku dirikan.
Lalu apa kaitannya dengan manusia yang bermain masa? Ya, jelas sangat berkaitan. Frame tentu biasanya berisi foto kejadian yang telah terjadi. Tak mungkin kan kita pasang foto kejadian yang belum terjadi. Kecuali dalam angan kita yang memang senang bermain-main dengan masa.
Foto terbaik atau kenangan terbaik pasti menjadi prioritas utama untuk dibingkai indah dalam frame kotak sederhana. Sesuatu yang indah agar mengingatkan kita tentang masa yang membawa senyum dan bahagia dibibir kita.
Menerima pesanan, menyaksikan pembuatan frame, mengirim frame pesanan. Itu sungguh mengajariku banyak hal. Menerima pesanan memgajari tentang bagaimana kita dengan mudah memilih sesuatu yang telah lalu, tapi sulit menentukan hal yang belum kita lihat.
Proses pembuatan frame, adakah yang pernah menyaksikannya? Mungkin ada yang pernah dan juga merasa awalnya begitu mudah karena hanya berbentuk kayu yang dihubungkan dengan paku. Tapi banyak yang mungkin tidak tahu, bahwa menentukan dan memotong agar tepat dan menyatukan setiap sudut frame adalah hal yang tampak sederhana namun tak mudah. Boleh dicoba jika penasaran.
Hal itu mengajariku tentang cara pandang. Kita sering kali memandang kejadian, masalah atau kehidupan orang lain (juga kehidupan kita sendiri) dengan sepele (meremehkan). Mungkin karena tidak tahu atau karena kesombongan kita. Padahal banyak sudut dalam kegidupan yang tak sesederhana itu. Perlu penyelesaian yang pas, teliti dan penuh pertimbangan, serta fokus.
Terakhir, mengirim frame kepada pelanggan. Tentu yang pertama tentang hal ini adalah mengajariku tentang perpisahan dan pertemuan. Dan kedua adalah tentang harapan.
Mari mulai dari perpisahan dan pertemuan. Banyak orang begitu bersuka cita pada pertemuan, namun menolak konsekuensinya, ya benar, perpisahan. Pertemuan mengajari kita tentang rasa antusias, antusias atas sesuatu yang akan datang. Juga mungkin tantang harapan, harapan yang segera akan terwujud. Tapi perpisahan bukanlah hal yang diharapkan, dan sedikit sekali ada yang antusias pada perpisahan. Padahal perpisahan mengajarkan hal yang sangat penting. Misalkan, malam akan berganti pagi yang ceria penuh harapan. Dan terik siang akan berganti malam yang tenang dan meredam semua rasa dalam kesunyiannya.
Harapan, ada dua harapan disini. Harapanku sebagai penjual frame dan harapan pelanggan yang akan menerima frame. Aku sering menerka-nerka kira-kira foto apa yang akan dipasang pembeli pada frame itu. Cerita kehidupan seperti apa yang akan diabadikannya dalam frame sederhana itu? Itu hal yang menarik, bahkan sering aku berdoa agar tak hanya kenangan indah yang dipasang, juga kenangan pahit. Agar hari demi hari, sang pembeli bisa belajar berdamai dan mengampuni masa lalu.
Dan harapan sang pembeli sebelum menerima frame dari ku. Tentu dia telah memilih dan menentukan foto mana, dan dipasang dimana nanti frame itu? Bahkan ada yang merancangkan kecocokan warna frame, ukuran frame, dan hal lain agar sesuai dengan ruangannya. Bahkan mungkin ada yang akan mengubah tatanan benda lain yang lebih dulu ada diruangnya demi kedatangan frame dari ku.
Harapan, kita sering kali mendahului kenyataan karena harapan. Kita mengubah segala hal karena sebuah harapan dalam pikiran dan hati kita. Harapan bisa menjadi kekuatan yang begitu kuat dalam hidup kita. Harapan sering kali membuat kita melupakan rasa takut.
"Tetaplah miliki harapan, karena harapan yang membuat kita hidup adalah hidup yang memiliki harapan."
Komentar
Posting Komentar