Luka Mata Terpejam
24/03/2015
Anganku terbang liar membelah
langit. Anganku berlari lari menapaki seluruh bumi. Anganku tak mau diam, dia
meronta ingin menghancurkan kenyataan. Kenyataan yang tak pernah dicari,
kenyataan yang tak pernah diangankan. Anganku menjerit kesakitan, terhimpit
masa lalu dan masa depan.
Mulut tak punya gerakan khusus
untuk menyatakan derita anganku ini. Telinga bahkan mengira bumi terlalu sunyi
dan terlalu pelan untuk didengar. Namun mata, mata ini tak mampu berdusta. Ia
pemeran utama dalam drama berjudul hati dan angan yang sakit. Ia satu-satunya
yang merasakan dan menyatakan sebuah kepedihan jauh didalam hati yang bahkan
tak dapat dilihatnya.
Mata tak kuasa menyembunyikan apa
yang tersembunyi. Dia tak cukup besar untuk menutupi samudra air mata sang
hati. Hanya terpejamlah tempat
persembunyiannya. Dalam terpejamnya, ia berlayar jauh mencari pulau baru
untuknya melepas lelah. Walau dia tau, akan ada kesendirian disana. Namun
bukankah kesendirian adalah kata lain kesempurnaan.
Sesempurna persembunyiannya, ia
memandang dunia yang biru. Kilau cahaya di air yang tenang tak ingin
membuatnya bersedih. Desiran ombak yang lembut pun demikian. Pasir-pasir
bergoyang dan merayu senyum dipipinya.
Saat malam tiba, tak ada cahaya
meneranginya. Rembulan yang kedinginan memilih berselimut awan. Angin begitu kencang
memberontak, membawa kekecewaan dari daratan diseberang. Ombak menggeliat marah
begitu keras. Pasir-pasir hanya diam membiarkan dirinya dihancurkan.
Pict : http://image1.malesbanget.com/mbdcposts/2014/03/Air-Mata.jpg
Komentar
Posting Komentar