Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Derap Masa

Gambar
Tawa itu, amarah itu, kekecewaan itu, kebersamaan itu, keceriaan itu, semua menguap di tengah malam yang bisu. Sepasang mata masih terbuka dengan kepala yang mencoba menerawang masuk menjejakkan kaki di jalan yang t’lah dilewati sebelumnya. Jalan penuh rasa, jalan berkerikil suka berselang duka. Sebuah cerita tentang manusia yang bercerita tentang masa-masa terindah dalam hidupnya. Masa yang belum berganti, namun semua berada di ujung bibir dan segera terucap menjadi kata yang berlalu begitu saja. Setiap manusia memiliki masa dimana hidupnya terasa begitu bersemangat, begitu hidup walau kesusahan tak putusnya datang. Walau tak selamanya langit biru cerah, walau tak selalu hujan turun segarkan bumi. Juga dengan masa dimana keceriaan bukan ukuran kebahagiaan, tawa bukan simbol hati nan bersuka. Hidup begitu rumit dengan tawa dan tangis palsunya. Tak ada rencana untuk sebuah kebahagiaan, tak ada penyesalan untuk kebahagiaan. Tak ada yang mengundang duka, namun tak berdaya mengusir ji

Bola Tenis, Kelereng atau Pasir + Kopi

Gambar
Cerita singkat yang inspiratif dan menarik ini diambil dari Group FB : https://www.facebook.com/MemeAndRageComicIndonesia/photos/a.227654487356996.48210.227481340707644/1015229431932827/?type=3&fref=nf Seorang guru besar di depan audiens nya memulai materi kuliah dengan menaruh topless yg bening & besar di atas meja. * Lalu sang guru mengisinya dengan bola t enis hingga tidak muat lagi. Beliau bertanya: "Sudah penuh?" * Audiens menjawab: "Sudah penuh". * Lalu sang guru mengeluarkan kelereng dari kotaknya & memasukkan nya ke dlm topless tadi. Kelereng mengisi sela2 bola tenis hingga tdk muat lagi. Beliau bertanya: "Sudah penuh?" * Audiens menjawab: "Sudah penuh". * Setelah itu sang guru mengeluarkan pasir pantai & memasukkan nya ke dlm topless yg sama. Pasir pun mengisi sela2 bola & kelereng hingga tdk bisa muat lagi. Semua sepakat kalau topless sdh penuh & tdk ada yg bisa dimasukkan lg ke dalamnya. *

Peran dan Pesan

Gambar
Sore semakin tunduk pada gelap. Pertanda malam segera menunjukan eksistensinya. Sebuah rumah sederhana sediakan halamannya agar beberapa anak berdoa memohon pada Tuhannya. Sinar harapan terpancar dari wajah-wajah yang terhanyut dalam doa. Seperti sekelompok domba yang terpisah dari kawanannya, dan perlahan melihat cahaya penerang yang dibawa sang Gembala yang setia mencari domba-dombaNya yang terhilang. Sebelum malam semakin larut, kami bersama menuju Ungaran (nama daerah di Jawa Tengah). Perlahan tapi pasti, kini kami telah memasuki gerbang kampus STT Abdiel di Ungaran. Terlihat beberapa mahasiswa rapi dan bersiap memulai malam puncak ospek mereka. Acara itu pulalah yang membuat kami berdiri ditempat ini sekarang. Bukan untuk kami, kami datang membawa pesan tentang betapa baiknya Tuhan mengijinkan kami datang ketempat ini. Tak lama setelah serangkaian acara yang menarik dan hangat, kami mendapat giliran untuk disaksikan puluhan pasang mata disana. Tak terasa tiga lagu telah s

Cinta Dan Semesta

Gambar
Saat itu malam menjeratku erat. Aku tak dibiarkannya jatuh dalam ruang mimpi. Pagi belum tiba aku beranjak menuju tempat berudara dingin namun hangat dengan tawa canda. Beberapa pasang mata tampak penuh keyakinan, ada yang terlihat penuh ambisi, ada yang kosong seperti mencari jiwanya yang belum tentu juga akan ia temukan disana. Segelintir pasang mata yang lain masih ragu dengan pilihannya. Selepas beberapa bait doa yang kami “haturkan” dini hari itu, aku dan yang lain berjalan menikmati dingin angin malam. Bulan yang iba, memantulkan cahaya mentari ke bumi. Beberapa kali canda tawa pecah dimulut kami. Namun tak cukup lama sampai akhirnya beberapa mulut melempar keluh. Seolah tak percaya pada Sang Empunya Semesta. Keluh itu cukup mengganggu, walau tak cukup menandingi keangkuhan dalam menghancurkan sebuah perjalanan. Aku hening dan mencoba berbisik pada diriku sendiri. “Hai, apakah kamu ingin melihat sunrise yang indah diatas sana?” Tak ada yang menjawab bisikan itu.

Bingkai Kehidupan

Gambar
Seperti dalam salah satu tulisanku sebelumnya, bahwa manusia senang bermain-main dengan masa. Masa lalu, masa kini dan masa depan. Tak kan ku ulangi cerita yang t'lah lalu, tetapi ku coba melihat sedikit berbeda. Dan semoga benar-benar berbeda. Berangkat dari salah satu cerita sebelumnya pula, aku memulai cerita ini. Seperti sudah pernah aku sampaikan bahwa aku menantang diri sendiri dalam bidang bisnis. Singkat cerita sebuah toko online yang menjual berbagai macam frame telah ku dirikan.  Lalu apa kaitannya dengan manusia yang bermain masa? Ya, jelas sangat berkaitan. Frame tentu biasanya berisi foto kejadian yang telah terjadi. Tak mungkin kan kita pasang foto kejadian yang belum terjadi. Kecuali dalam angan kita yang memang senang bermain-main dengan masa. Foto terbaik atau kenangan terbaik pasti menjadi prioritas utama untuk dibingkai indah dalam frame kotak sederhana. Sesuatu yang indah  agar mengingatkan kita tentang masa yang membawa senyum dan bahagi

Ada yang, namun.... Inilah kehidupan.

Gambar
Setiap orang punya bayangan dan gambaran berbeda tentang kehidupan. Masing-masing kita melukiskan gambar lain pula tentang kehidupan. Cinta, benci, kehilangan, ketakutan, rindu, dan rasa yang lain silih berganti mengisi hari setiap kita. Ada yang bertemu benci tapi tak mengenalinya, ada yang bertemu cinta tapi tak melihatnya, banyak yang bertemu ketakutan tapi tak acuh padanya. Ada yang mencari cinta yang justru tersembunyi dilubuk hatinya, ada yang membuang benci kedalam jiwanya. Ada yang takut pada ketakutan, dan ada yang memeluk kehilangan yang sebenarnya t'lah hilang. Ada yang mengisi kekosongan dengan kekosongan. Ada yang rindu senyuman namun menebar tatapan curiga. Banyak rindu berbalas pengabaian. Banyak yang mengejar mimpi namun lupa mimpinya. Banyak yang merasa memiliki namun kehilangan sebelum mampu memiliki apapun. Ada yang hidup untuk mimpinya. Ada yang bermimpi tentang hidupnya. Ada yang menikmati malam namun rindu pada mentari. Ada yang menyambut mentari namu

Buku Pertanda 2 Mei

Gambar
2 Mei 2015, itu pasti bukan tanggal hari ini. Ya, memang bukan hari ini. Itu tanggal ketika aku selesai membaca buku karya Paulo Coelho, The Alchemist. Buku itu benar-benar buku yang luar biasa bagiku, dan aku yakin juga bagi jutaan penggemar buku lain di seluruh dunia. Sangat terlambat memang mengatakan ini sekarang, mengingat buku ini sudah booming cukup lama dikalangan pecinta buku dan novel. Tapi tak masalah. Bagiku, buku yang baik tak pernah beranjak tua. Benar saja, buku ini membuatku belajar banyak hal. Beberapa hal membuat anganku kembali menyusuri jalanan masa laluku dan kembali melihat potret kehidupanku yang begitu berserakan disana. Seakan begitu lama aku disana sampai aku harus merindukan waktu sebenarnya. Tibalah aku di masa dimana seharusnya hati, pikiran dan mimpiku hidup, masa kini. Manusia sering kali bermain-main dengan masa. Sampai banyak yang terjebak di masa yang t’lah tiada. Juga suka menggambar dan seakan hidup di masa depan. Tapi mereka lupa, mereka hi

Cerita Membaca dan Menulis

Gambar
Entah apakah ini awal dari cerita ini atau bukan, semoga ini seperti awal sebuah cerita. Tahun lalu, saya memulai sebuah hoby baru. Membaca buku, iya membaca buku terdengar sangat sederhana untuk menjadi sebuah hoby. Membaca tentu bukan hal asing bagi banyak orang, demikian pula bagiku. Bahkan dulu sebelum aku masuk ke Taman Kanak-kanak (TK) aku sudah lancar membaca. Mamat kecil (Mamat sebagai Matheus sebagai Sang Pena) tinggal bersama neneknya (yang juga pernah aku tulis dalam tulisanku terdahulu). Dia harus berpisah dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya. Mamat tinggal disebuah desa nan sejuk dan damai. Dimana view dari desa itu menjadi inspirasi semua gambar pemandangan anak-anak SD di negeri ini (dua gunung, sawah jalanan desa, dll). Desa itu benar-benar indah, seindah imajinasi anak-anak negeri melukiskan indahnya negeri ini. Mamat kecil hidup dalam kesederhanaan dan lugunya alam. Darisinilah Mamat kecil mengenal membaca, dari neneknya yang cantik dan dulu bercit

Cinta Lukisan Senja

Gambar
Sore itu, iya itu sore. Atau mungkin masih siang aku lupa. Hanya karena sedari pagi aku di tempat ini, tak lagi ku hiraukan waktu. Oke, aku ingat, itu di sebuah siang. Sebuah siang yang terik. Kuingat dari banyaknya cahaya yang menerobos kaca bening di samping tempat dudukku. Ku ingat pula saat mataku bermain dengan tarian bayang-bayang dedaunan di luar jendela.  Beberapa buku menemaniku duduk terhipnotis oleh sepatah kata, "menunggu". Menunggu waktu, menunggu semesta, menunggu mentari, menunggu senyummu. Entah apalagi yang harus ku tunggu, karena hidup sepertinya lebih suka mempersilahkan kita untuk menunggu. Terlalu banyak waktu dihabiskan untuk "menunggu". Sampai-sampai tak ada yang bertanya apa itu arti "menunggu".  Semua merasa kenal dan dekat dengan "menunggu". Menunggu malam, ketika malam datang maka berganti menunggu pagi. Menunggu lapar, ketika lapar maka makan sembari menunggu kenyang. Menunggumu, setelah kau datang, haruskah a

Cinta Tak Bertanya

Gambar
Seorang pemuda yang selalu takut memandang wanita bertanya : "Siapa wanita yang layak aku cintai?" "Seberapa angkuh kah cinta, harus menentukan standar kelayakan?" Seorang muda yang datang dengan sepeda tua bertanya : "Apakah dengan sepeda tuaku ini sudah cukup modal untuk aku mencintai?" "Semahal apakah cinta, sampai hanya orang kaya yang boleh memilikinya?" Seorang Ibu yang lelah dengan pekerjaan rumahnya bertanya : "Haruskah aku menentukan siapa wanita yang tepat untuk anakku kelak?" "Butakah cinta, sampai ia tak mampu memilih?" Seorang tua mantan tentara perang bertanya : "Jika aku mati dalam perang, apakah istriku kehilangan cintaku?" "Hidup dimanakah cinta, bukankah ia hidup dalam hati? Bukan dalam ingatan." Seorang anak kecil bertanya : "Apakah Ibuku berhenti mencintaiku ketika dia memarahiku?" "Bukankah matahari tetap bersinar, walau manusia mengel

Rindu Seranum Senja

Gambar
Ada ungkapan yang mengatakan ; "Rindu itu seperti hutang, harus dibayar lunas." Rindu Seranum Senja Seperti laut rindu daratan Pantai menjadi pertemuan mereka Bagaikan siang pada malam Senja memberi tempat perjumpaanya Bak sungai mencari samudra Muara menyatukan air mereka Begitu pula Sang Maha Kuasa CINTA adalah kehadiranNYA Tapi satu yang tak terduga Ketika dua hati saling padang Dimana titik perjumpaannya Atau malam yang sembunyikan Jika mata tak bertemu Maka hati saling rindu Jika teringat senyummu Dunia tengah membunuhku Pict : https://princyleni.files.wordpress.com/2015/03/img_20120829104658_503d90b2c8987.jpg

Cinta Seranum Senja

Gambar
27/03/2015 Aku tak yakin itu hari apa, tapi ku ingat saat pertama kulihat senyum itu. Ketika itu langit sedikit murung, dia marah karena awalnya tak ada simpul senyum diwajah itu. Bumi yang terlalu ramai, menutup teriak hati yang lelah. Keramaiannya sembunyikan sepi di tepi rasa. Hanya senja yang melihatnya malu. Mataku pun tak melihat sunyi dan teriak marah dibalik wajah itu. Mungkin ini yang dimaksud banyak orang, jangan melihat buku dari sampulnya. Tapi pemilik wajah itu lebih dari sebuah buku. Memang ketika itu ku tak yakin, sampulmu adalah identitasmu. Tapi aku yakin ada yang berbeda pada halaman demi halaman yang kelak terbuka dan terbaca. Duduk ku bersandar pada bumi, mencoba merasakan melodi semesta. Mataku dan wajahmu tak terpisah oleh sekedar teriak atau riuh dan tawa sekitar kita. Sebuah lagu bergema dihatiku, lagu yang menenggelamkan kenyataanku. Damai dan merdu suaranya, irama semesta berpadu nyanyian dari senyummu. Musik terindah yang pernah mengetuk hati dan

Cinta Malam Cappuccino

Gambar
23/03/2015 Kosong. Sejauh mata memandang kelangit, hanya gelap. Tak benar-benar hanya gelap sampai awan perlahan menyusuri tepian langit malam. Tak benar-benar hanya gelap, sampai bintang-bintang mengedipkan matanya bergantian. Burung malam tak ingin melintas di luasnya malam. Mereka hanya duduk, matanya mengikuti gerak awan yang bergerak perlahan. Suara TV, radio, mulut-mulut penjaga malam terdengar bergantian. Mungkin mereka tahu cara menikmati malam.  Ataukah burung-burung malam yang paling tahu. Malam tak pernah benar-benar sunyi. Sunyi tak pernah seluruhnya menguasai malam. Kegelapan tak selamanya berarti malam. Seperti hati, hati yang berhenti mencintai. Berhenti mencintai adalah kematian bagi hati. Cinta bukanlah nyawa dari sang hati. Tapi hati tak kan hidup tanpa cinta. Cinta tak hanya membuat hati tetap hidup. Tapi cinta membuat malam tetap malam, cinta membuat siang tetap siang. Bahkan, cinta membuat gelap tetaplah gelap. Cinta juga tak mau mengubah terang menjad

3 Detik Menatap Arah Jam 6

Gambar
24/3/2015 Tanpa kurasakan terik, ku berjalan menuju keramaian. Keramaian yang sangat asing bagiku. Lama sudah ku tak memasuki pintu ini, dan menyaksikan kesibukan orang-orang lain. Walau aku juga tak yakin mereka benar-benar sibuk. Hanya wajah-wajah cemas dan senyum yang berat yang tergambar pada wajah setiap orang disini. Kulihat seorang teman berdiri berlindung didepan bangunan bertingkat. Berjalan perlahan ku kearahnya, basa-basi kecil bersautan dimulut kami. Tak lama saling bicara, ku buang pandanganku ke sisi lain disekitar keramaian.  Sampai saat dimana mataku terhenti disebuah titik koordinat. Biasa kita sebut arah jam 9. Sebuah magnet tersipu malu pada koordinat tadi.  Mataku menolak memandang, tapi hati ini tak kuasa menahan hisapan magnetik yang ada. Daya tarik magnetik yang tak terukur dan tak kasat mata. Kakiku kubawa menjauh dari tempatnya terbenam sedari tadi. Aku pun duduk dititik koordinat lain. Pemilik arah jam 9 pun berubah koord

Luka Mata Terpejam

Gambar
24/03/2015 Anganku terbang liar membelah langit. Anganku berlari lari menapaki seluruh bumi. Anganku tak mau diam, dia meronta ingin menghancurkan kenyataan. Kenyataan yang tak pernah dicari, kenyataan yang tak pernah diangankan. Anganku menjerit kesakitan, terhimpit masa lalu dan masa depan. Mulut tak punya gerakan khusus untuk menyatakan derita anganku ini. Telinga bahkan mengira bumi terlalu sunyi dan terlalu pelan untuk didengar. Namun mata, mata ini tak mampu berdusta. Ia pemeran utama dalam drama berjudul hati dan angan yang sakit. Ia satu-satunya yang merasakan dan menyatakan sebuah kepedihan jauh didalam hati yang bahkan tak dapat dilihatnya. Mata tak kuasa menyembunyikan apa yang tersembunyi. Dia tak cukup besar untuk menutupi samudra air mata sang hati.  Hanya terpejamlah tempat persembunyiannya. Dalam terpejamnya, ia berlayar jauh mencari pulau baru untuknya melepas lelah. Walau dia tau, akan ada kesendirian disana. Namun bukankah kesendirian adalah kata lain ke

Dialog atau Monolog

13/03/2015 Tak yakin ini pagi hari, saat mata terbuka binatang malam masih bersuara. Tak mau menebak apapun, mata ku pejamkan lagi. Mencoba menyambung mimpi yang terhenti terhalang sunyi. Kau masih berdiri disana saat ku kembali. Kau menatapku seakan aku orang asing yang tersesat dalam pandanganmu. Tatapanmu menelanjangiku ditempatku berdiri. Bibirmu tak berucap apapun, tetapi matamu mengatakan seribu bahasa yang tak pernah ku dengar sebelumnya. Maaf bila ku salah menebak, ku kira kau berdialog dengan dirimu tentang siapa aku. Aku yang datang kedua kali tanpa menyapamu. Detik seakan terlalu cepat, kini matahari berdiri diatas kita berdua. Kau masih diam, tanpa ampun menjeratku dengan tatapanmu. Bibirku beku, tak satupun kata berani melompat dari kebekuan ini. Apalagi beranjak, bergeser barang 1 cm pun kakiku tak berani. Kini ku sadar, tak hanya tatapanmu yang menjeratku. Ketakutanku menikamku, tak mengijinkanku memandang kesisi terang dibalik pohon layu itu. Kicauan bu

Love GOD Love People

Gambar
11/03/2015 Menurutku, “orang yang membenci (tidak mengampuni dan tidak mengasihi) orang lain adalah orang yang bermasalah dengan dirinya sendiri”. Berangkat dari pendapat ini, aku selalu berusaha untuk mengampuni semua orang yang berbuat salah (baik sengaja/tidak, baik kesalahan besar/kecil). Sebelum itu tentu aku telah berjuang keras untuk mengampuni diri sendiri. Mengampuni masa laluku, mengampuni kelemahanku dan mengubahnya menjadi berkat dan rasa syukur. Mengampuni diri sendiri tidaklah mudah, bukan hanya dimulut. Mengampuni diri sendiri justru tak terucap, namun terlihat dari kedamaian hati dan cara memperlakukan orang lain. Karena ada pendapat juga bahwa cara kita memperlakukan orang lain adalah cerminan kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Berbuat baiklah kepada semua orang, jika memang ingin bertemu kebaikan juga. Mengampuni diri sendiri bukan hanya hubungan antara aku dan diriku. Tetapi lebih penting adalah hubungan antara aku dan Pencipta ku. Karena ketik