Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Orang-Orang yang Keluar di Pagi Hari #1

Gambar
Punggung dedaunan masih basah oleh embun pagi. Saat ia berjalan pelan sembari membelai beberapa ranting yang sedikit menjulang ke jalan setapak. Matahari belum juga muncul, padahal ia telah berjalan melewati sebuah bukit. Nafasnya masih biasa saja meski jalan menanjak tengah dilaluinya. Beban bakul yang ia ikat dengan selendang di pinggang pun tak membuatnya terengah. Setiap pagi ia selalu seperti ini, beban-beban itu telah menjadi sahabatnya. Hening pagi adalah kawan terbaiknya. Suara aliran sungai. Kicau burung-burung liar nan merdu. Serta nada sumbang dari nafasnya sendiri, menghiburnya setiap kali lelah menghampiri langkahnya. Belum lagi sapaan embun pagi, juga hembusan udara segar pagi hari. Semua itu dinikmatinya setiap pagi tanpa rasa bosan.  Bakul berisi sayur di punggungnya adalah bahan sarapan pagi untuk sebuah panti jompo di pinggiran kota. Ia setiap pagi berjalan lebih dari 10km untuk bakul itu. Bukan upah yang ia terima yang membuatnya setia melakukannya. Mema

Cerpen : Aksa & Alana

Gambar
Aku menutup mata. Mencoba merasakan suatu kehadiran tanpa melihatnya. Katamu, kau selalu datang bersama angin yang mengalir lembut di bawah telingaku. Menyibak lembut rambut hitamku yang ku biarkan terurai. Jika angin yang hadir ini adalah wujud rindumu, aku percaya kau tengah tersenyum kali ini.  Aku membuka mata dan langit berubah jingga. Warna keemasan berpendar tak tentu arah. Menerobos kawanan awan yang berjalan pelan. Aku tahu benar, hadirmu telah terganti emasnya langit. Damaiku dulu ialah saat ku buka mata dan ku lihat matamu menjatuhkan pandang kepada mataku. Damaiku kini ialah ketika ku buka mata dan ku lihat senja kesukaanmu bersiap pergi tidur. Setelahnya bibirku kan berucap, sampai jumpa esok. Aku belum memulai lembar baru dalam buku kehidupanku. Tetapi aku juga tak berhenti di jurang masa lalu. Hanya saja aku terus berjalan tanpa menuliskannya lagi. Aku mencintaimu, aku juga mencintai kepergianmu. Seperti aku mencintai hari yang cerah, aku juga mencintai senj

Orang-Orang yang Keluar di Waktu Malam #1

Gambar
Baju sudah hitam. Dipakaikannya lagi jaket hitam. Lalu celana pendek hitam turut menghias tubuhnya. Sebelum keluar, ia sambar topi hitam. Sambil berjalan keluar dengan sepasang sandal hitam, ia kenakan topi hitam itu. Sempurna, kini seluruh tubuhnya hitam. Kulitnya memang sejak kecil hitam. Bukan, ia bukan orang berkulit hitam. Kulitnya hitam karena ia suka bermain layang-layang di masa kecil. Kini ia telah beranjak tua. Rambutnya tak lagi hitam sempurna. Giginya pun telah hitam di beberapa bagian. Meski matanya masih hitam. Namun sorotnya telah pudar terkikis jaman. Setiap malam di bawah langit yang hitam, ia duduk di tikungan jalan beraspal hitam. Menghitung mobil yang lalu lalang. Tak semua mobil ia hitung, hanya mobil yang berwarna hitam. Jika ia lihat ada yang juga berkaca hitam, menangislah ia. Namanya Pak Itam. Kata penjual nasgor di dekat Pak Itam biasa menghitung mobil hitam dengan jarinya. Jari yang juga berkuku hitam. Pak Itam sekarang tinggal seorang diri. Anak

Sebelum Sendiri - M Aan Mansyur

Gambar
cara mencintai kau yang paling aku suka: kau tidak mencintaiku. ada lebih banyak perihal penting untuk tidak kukejar dan kukerjakan. tinggal atau tinggalkan rumah. jalan jauh dan jatuh hati—dan lari dari segala yang mesti dan pasti. setiap hari dan aku menjadi sendiri. seperti daun lepas dari dahan menimpa bayangan sendiri di permukaan air. aku juga mencintai diriku— tetapi siapa aku? Bisa di dapatkan di https://www.bukuindie.com/p/sebelum-sendiri/ M Aan Mansyur - Sebelum Sendiri

Puisi : Kamus Kecil - Joko Pinurbo

Gambar
Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu Walau kadang rumit dan membingungkan Ia mengajari saya cara mengarang ilmu Sehingga saya tahu Bahwa sumber segala kisah adalah kasih Bahwa ingin berawal dari angan Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba Bahwa segala yang baik akan berbiak Bahwa orang ramah tidak mudah marah Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih Bahwa seorang bintang harus tahan banting Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan Bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila Bahwa orang putus asa suka memanggil asu Bahwa lidah memang pandai berdalih Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman Bahasa Indonesiaku yang gundah Membawaku ke sebuah paragraf yang merindukan bau tubuhmu Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk yang hangat Dimana kau induk kalimat dan aku anak kalimat Ketika induk kalimat bilang p

Orang-orang Tersesat

Gambar
Aku senang dengan orang-orang yang tersesat. Sorot mata mereka selalu kuat dan tak mudah ditaklukan. Gerak bibir mereka seakan memiliki banyak arti. Cara mereka mendengarkan orang berbicara sangatlah unik. Aku suka dengan orang-orang yang tersesat. Mereka sering berbicara dengan diri sendiri. Maka mereka selalu mengenal diri mereka sendiri. Mereka juga tak mudah percaya pada bualan-bualan dan tipuan remeh. Aku selalu ingin menjadi salah satu dari orang-orang yang tersesat. Yang berjalan tanpa takut pada yang terjadi di depan sana. Yang percaya bahwa ada yang memelihara mereka dengan ajaib. Yang kelak akan kembali pada bahagia di ujung perjalanan. Aku telah menjadi orang yang tersesat. Tersesat di dunia yang dipenuhi keinginan-keinginan sesaat. Tersesat di dunia yang di penuhi keinginan-keinginan yang menjerat. Tersesat di dunia yang sibuk dan dipenuhi ambisi orang-orang penat. Aku ternyata tidak tersesat. Justru orang-orang di luar sanalah yang tersesat. Tersesat

Dunia di antara Aku dan Diriku

Gambar
Aku bertemu malam saat berjalan tertunduk tanpa arah tujuan. Menuruti langkah kaki yang juga tak berjejak di belakang. Rembulan pun terus mengawasi dari balik dedaunan yang berayun. Meski hanya bulan sabit namun sinarnya hampir seterang sore hari menjelang senja. Arah langkah kaki ini benar-benar tak teratur. Mengikuti bisikan-bisikan yang berebut perhatian daun telingaku. Bisikan-bisikan yang kadang hanya pelan namun juga bisa begitu keras mengalahkan suara pijakkan kaki. Bisingnya bisa melebihi teriakan kernet bus di terminal kota-kota besar. Aku belum membuka mata meski telah berjalan dua kali mengitari dunia. Tak perlu heran. Duniaku hanya kecil. Hanya sepanjang harapan dan sejauh doa. Isinya pun tak banyak. Tak sepadat bumi manusia pada umumnya. Duniaku hanya berisi dua kata, ketakutan dan keberanian. Tetapi ada celah di antara keduanya. Itulah jalan yang sering ku lalui. Jalan yang sama juga yang tengah ku arungi malam ini. Di duniaku ini juga ada yang berbeda un

Diambil dari : Suar Aksara - Sudah Saatnya (Bandung)

Gambar
Deru Jengah Nafas Arah Ada kalanya kita harus menepi dari segala rutinitas Meraih kembali makna bebas Menemukan diri kita pada titik dalam detik tanpa batas Sebab di antara semua penat akan selalu ada yang melintas Tawa kecil di waktu lalu Suap demi suap masakan ibu Juga rentetan senyum yang membuat kita tertunduk malu Waktu berubah, rindu melangkah, usia bertambah, begitu pula kisah Cinta Luka Tangis Tawa, bergantian mendaur ulang rasa Kita terjebak dalam gerak tanpa jejak Dan hati kita sampai pada pertanyaan, mau sampai kapan? Pada akhirnya kita harus berhenti mengenang dan mulai bertualang Meraih kembali makna pulang Membawa diri kita Pada rela atas semua yang hilang dan seluruh yang datang Percaya, yang terlepas akan berganti, yang bertahan akan abadi Karena raga bisa berpindah Namun hati akan selalu menetap Sudah saatnya pergi, hati kita layak dicintai Dipublikasikan tanggal 16 Jul 2017 (youtube) Suar Aksara

Sajak Bebas : Mengenal Siapa Aku

Gambar
Aku ingin menyaksikan diriku duduk di teras rumah bersama secangkir teh hangat Menyaksikan senja yang tak pernah tenggelam si tepi langit Jingganya terus saja berpendar ke ujung langit Keemasan warnanya melunturkan warna langit yang katanya biru Aku ingin hanyut dalam sunyinya senja bersama sebuah buku Dan direngkuh keemasan cahaya senja yang tak pernah terbenam Dalam sunyi ada kesedihan yang datang dari dalam diriku Dalam kesedihan aku mengenal siapa aku Seutuhnya aku, yang telanjang tanpa tipu daya dan persona Aku selalu suka kesedihan, kesedihan yang tak pernah berusaha ku tinggalkan Kesedihan yang memang lahir bersamaku dari rahim yang sama Itulah aku, selalu percaya bahwa setiap manusia terlahir bersama kesedihan Tangis yang meledak segera saat melihat dunia adalah buktinya Itulah sejatinya kejujuran, telanjang dan bersuara lantang seperti tangisan Tetapi manusia memang durhaka Mereka tak pernah bertindak syukur atas yang ada dalam diri mereka Termasuk juga kese

P U I S I : Menatap

Gambar
Ada mata yang tak mampu menatap Hanya mulut menyesap secangkir ratap Tak lagi ada pejam kala malam menyergap Angan sesak membayang dalam gelap Di sela malam ada getar kaki menanti pagi Acuhkan bulan yang warnanya pucat pasi Jika saja senja dapat kuulang kembali Ijinkan kukecup keningmu sebelum pergi Matheus Aribowo Salatiga, 13 Agustus 2017

Yang Pergi Saat Senja Datang

Gambar
Langit biru tanpa awan. Di bawahnya berhembus angin segar menggoyangkan daun-daun padi yang menguning. Menimbulkan bunyi gesekan daun yang merdu. Sekawanan burung kecil terbang sambil berkicau riang. Jika aku dapat mengartikan bahasa mereka. Mungkin mereka tengah bernyanyi bersyukur kepada Tuhan, atas alam yang begitu menyenangkan.  Aku selalu duduk di sini sejak siang hari . Menyaksikan sawah terbentang hijau dan kuning di hadapanku. Membaca buku atau sekadar mendengarkan musik. Sembari menikmati angin sore yang sejuk dari teras belakang rumah nenek. Suasana yang membuat hatiku damai. Setidaknya membuatku perlahan melupakan kepenatan di kota. Aku mengambil cuti 2 minggu, di tambah long weekend 3 hari. Semoga cukup untuk membuatku sembuh dari perihku. Pemuda itu datang lagi. Ia kembali membawa kuas, cat air dan papan kanvasnya. Duduk tepat di tepi sawah. Selalu saja membelakangiku. Sudah tiga hari ia selalu datang ke tempat yang sama. Maka aku selalu melihatnya, karena ak