Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Rumah Tak Bertembok

Gambar
31/01/2015 Sebuah meja segitiga duduk bosan dihadapan sebuah TV besar berwarna hitam. Mereka saling acuh dibawah kilau cahaya lampu berlian penuh pernak-pernik. Dua sofa hangat tampak berjejer dekat meja yang masih muram. Senyum gambar dibalik bingkai kaca yang terikat rapi oleh empat batang kayu pun tak mampu manghapus kerut dahi si meja. Bahkan dinding pun terlihat malu berdiri membawa bingkai kayu itu. Seekor kucing hitam mengintip kaku dari balik jendela berkaca hitam dengan sedikit celah disudutnya. Suara detak jam dinding tak cukup kuat melawan percakapan politisi yang membual di layar TV . Angin mengalir dengan irama, namun tak ada yang turut berdansa disana. Seorang remaja berjalan mendekat dan mengganti aksi dua politisi dengan drama monotone yang membuat kucing pergi tanpa suara. Pria berdasi hitam dengan tas dan jas ditangannya duduk di sofa hangat yang seketika berubah dingin. Tanpa sapa, sang remaja mengisyaratkan untuk tak mengisi kata pada tatap matanya. Suar

Jomblo Harus Setrong!

30/01/2015 "Jika ingin cepat, berjalanlah sendiri. Jika ingin jauh berjalanlah berdua." Sebuah ungkapan lama yang ternyata cukup dalam maknanya. Terlebih melihat hari-hari ini di Indonesia begitu maraknya pem- bully -an pada "kaum jomblo". Seakan jika jomblo atau (lebih halus) single selaku kaum muda (cieee muda) hahaha ssttt! tak kan bisa berbuat apa-apa. Walau banyak pembelaan bahwa jomblo dan single itu beda. Tapi tekanan yang diterima tetaplah sama. Misal nih, seakan burung mendadak lupa cara berkicau ketika didekat kita, pelangi menjadi hitam ketika kita pandang, langit tak lagi biru ketika kita keluar rumah, dll. Terlalu banyak asumsi negatif yang muncul ketika status jomblo menghinggapi. Tapi jangan sedih dulu kawan, tak punya pasangan (untuk sekarang) bukan berarti tak punya cinta dan hidup. Jomblo tetap layak bahagia (Eeaaaa banyak jomblo tersenyum lebar sekarang). Eeiittss, jangan senang dulu! Tetap aja tak kan punya cinta dan dunia kalau tidak m

Nama di sebuah Pintu

Gambar
29/01/2015 Dua buah bangunan berbincang diujung pagi disudut kota dekat perempatan jalan. Sungguh begitu dalam perbincangan mereka. Seorang nenek memakai sweater rajut berwarna putih usang berhenti tepat di depan kedua bangunan itu. Dengan sayu, tatapan si nenek tak berpaling pada riuhnya lalu lintas manusia “sok sibuk” dijalanan. Kedua bangunan tampak melirik si nenek dengan salah satu jendela mereka. Atau aku pikir mungkin angin yang menggerakkan jendela itu. Nada lirih terpaan angin pada jendela rumah itu membuat kerut pipinya mengencang seperti bayi. Tapi tunggu, lalu apa yang kedua bangunan itu perbincangkan? Sepeduli apa si nenek pada perbincangan dua bangunan rapuh yang seakan tak berharga. Lihatlah dedaunan kering berlarian dihalamannya. Rumput liar tak ragu lagi bertumbuh dan dengan bangganya menutup tanah kering di halaman. Tikus-tikus berlari-lari riang menunjukan sekarang dialah penguasa tempat itu. Laba-laba berebut sudut ruang dengan nyamuk yang malas seakan ada

Mimpi Layang-Layang

Gambar
28/01/2015 Mimpi telah dimulai. Semua mata berhenti berkedip. Daun telinga tak lagi beranjak mencari frekuensi. Dunia tak lagi bising, ia hanya berbisik mengingatkan lonceng untuk tak berbunyi sekarang. Sebuah ruang kubus menjadi dunia diluar alam yang begitu luas. Seorang anak kecil bertanya, “ kenapa layang-layang bisa terbang? padahal berbicara saja dia tak bisa .” Sehelai kertas terbang dan terjatuh didepan si anak kecil. Sehelai kertas yang berbicara, “ ketika kau berlari, bukan suara teriakmu yang membuatmu menjadi lebih cepat .” Si anak kecil pun menangis, karena ia tak ingin berlari. Ia hanya ingin memegang tali yang terikat jauh pada layang-layang yang terbang tenang diantara awan dan angin yang melaju ragu walau kencang. Celoteh pohon pisang di sebelah pos ojeg menarik tatapan dan arah pencarian frekuensi daun telinga si anak kecil. Sang pohon pisang bertanya ; “ pernahkah engkau berlari mengejar layang-layang yang terbang dan talinya kau genggam erat ?” Sekarang b

Bertanya Tanpa Berpikir

Gambar
27/01/2015 Selasa, 27 Januari 2015 mungkin akan menjadi salah satu hari penting dalam sebuah perjalanan panjang Matheus Wahyu Aribowo. Matheus biasa aku ini dipanggil, hari ini tanggal ini dan tahun ini masih tetap dipanggil Matheus. Tetapi ada yang berbeda dengan rhythm detak jantung ini. Bukan sebuah hal atau kejadian istimewa datang menghampiriku. Tetapi tetiba jari-jariku dituntun sebuah rasa entah kagum entah penasaran. Mereka menari diatas papan ketik usang yang hanya dipakai untuk menemani mata memandang layar monitor dengan tulisan facebook atau youtube disana. Mungkin facebook dan youtube protes ketika ternyata bukan salah satu dari mereka yang ku buka pada layar monitor 19inch di kamar kostku yang kecil ini.. Berhenti memikirkan facebook dan youtube, kata perkata pun silih berganti muncul di kepalaku yang kerap dianggap keras ini. Mereka tak malu lagi datang dan pergi seakan mereka terlalu sering melewati jalan pikiranku. Mengutip beberapa kata yang sering diucapkan or