Tiket Masa Depan

04/02/2015
Siang kemudian berjalan menuju sore. Ketika itu dipinggir lapangan bola kampus. Iya kar’na di kampus ku ada lapangan bola. Tampak dari jauh seorang dosen yang dulu pernah aku ambil mata kuliahnya. Sebagai mahasiswa yang baik (cieee baik), datang lah aku menjemput langkahnya yang tampak pelan kar’na sambil menyaksikan pertandingan bola di lapangan.

Selamat sore Pak, sapa ku yang kemudian mengalihkan pandangannya. Dia menoleh dan terkejut melihatku. “lho, sedang apa disini?” tanyanya heran. Ternyata dia mendengar kabar bahwa aku telah lulus dan tidak lagi kost di Salatiga. “Ada yang bilang kamu sudah lulus lalu pulang.” Itu kalimat keduanya yang membuatku seperti terlempar ketengah lapangan bola (sory lebay).

Ya sedikit info ya hehe Sang Pena ini sudah selesai kuliah dari awal tahun lalu (maret 2014), tetapi sampai sekarang skripsi belum juga kelar. Mungkin terlalu panjang kalau harus menyebutkan alasan mengapa aku masih bertahan di Salatiga ini. Dan selama maret sampai sekarang ini, aku jarang terlihat di kampus. Sesuatu yang cukup aneh memang bagi beberapa teman, karena dulu aku dikenal cukup aktif di kampus / di fakultas.

Jadi ketika sesekali aku harus ke kampus lalu bertemu beberapa teman, maka pertanyaan mereka akan sama. Pertama, kemana aja? Kedua, Udah lulus belum? Ketiga, dimana sekarang? Lalu biasanya diikuti pernyataan ; kemana aja? Lama amat nggak nongol di kampus. Atau kalau aku udah jawab masih skripsi, akan mereka tanya lagi ; “udah sampai mana (bab berapa) skripsinya?”

Pertanyaan dan pernyataan yang cukup menarik dan yaaaa agak menggemaskan.hehehe Oke, kita kembali pada percakapan dengan Bapak Dosen tadi. Beliau kemudian bertanya hal yang kurang lebih sama dengan pertanyaan beberapa teman tadi. Tentu kali ini aku jawab dengan lebih lengkap daripada jawabanku pada teman-temanku. Dan cukup panjang kami berbincang, hampir selama 1x pertandingan sepak bola (2x 45 menit).

Selesai perbincangan dengan beliau kemudian aku teringat ada seorang teman yang menyarankan untuk aku tulis tentang skripsi di blogku ini. Ya mungkin ini sedikit ceritanya.hehe

Tetapi yang lebih menarik dari perbincangan hampir selama 90 menit itu ialah, beliau tidak menerorku dengan paksaan untuk segera menyelesaikan skripsi. Justru beliau yang bercerita dulu tentang pengalamannya semasa muda. Kar’na memang kami sering bercerita dulu ketika selesai mata kuliah yang beliau ampu.

Ada dua kalimat beliau yang cukup memberi motivasi, pertama adalah ; “Kamu tidak boleh terlalu banyak bertanya tentang masa depan. Tapi milikilah dulu tiketnya (ijazah S1), setelah itu tentukan pilihan masa depan.” Kar’na menurut beliau, aku sudah memilih jurusan, harusnya sudah tau mau jadi apa (minimal) ketika lulus SMA.

Kedua ; “Kamu anak sulung, sebagai kakak harus memberi contoh untuk adik-adikmu. Ibarat kereta api, kamulah lokomotifnya.” Oke, yang ini sangat berkesan kar’na sebelumnya beliau juga bercerita pengalamannya sebagai anak sulung. Anak sulung harus punya semangat yang lebih, dan harus bisa menjadi role model bagi gerbong-gerbongnya.

Dari cerita singkat ini, yang bisa kita pelajari adalah “Milikilah dulu tiket menuju masa depanmu, dan siapapun kamu harus punya semangat dan keberanian untuk menjadi yang terdepan dan berjalan sesuai jalur yang TUHAN t’lah berikan. Maka TUHAN akan memberikan masa depan penuh harapan."


Salam Pena untuk semua mahasiswa yang sedang skripsi! Don’t worry about your future! If you stay on the track, GOD will give you the best future. Keep strong and never give up!

Pic : http://amok-myurbanskecther.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diambil dari : Suar Aksara - Sudah Saatnya (Bandung)

Puisi : Kamus Kecil - Joko Pinurbo

51 yang (Ber)lalu